Naskah Pidato MTQ : Generasi Qurani Harapan Bangsa

GENERASI QURANI HARAPAN BANGSA

(Dhanie Abu Najiha)

Naskah Pidato MTQ : Generasi Qurani Harapan Bangsa

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَّحِيْمِ، الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ،
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Dewan Juri Yang Kami hormati,
Hadirin yang berbahagia,
Segala puji bagi Allah, Al-Malik Al-Haqq, Al-Mubin, yang memberikan kita iman dan keyakinan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada pemimpin kami Muhammad, penutup para nabi dan rasul, dan begitu pula pada keluarganya yang baik, kepada para sahabat pilihan, dan yang mengikuti mereka dengan penuh ihsan hingga hari kiamat.

Hadirin Rahimakumullah,
Apakah hadirin mengenal La Ode Musa ? Apakah hadirin mengenal Rio Haryanto ? Mungkin saja, banyak dari kita yang lebih mengenal sosok Rio Haryanto dari pada seorang anak kecil La Ode Musa.
Siapa yang tidak mengenal sosok Rio Haryanto, Remaja Indonesia yang mampu bersaing di ajang F1. Bahkan Pemerintah pun bersedia memberikan sponsor agar Rio tetap bisa bertahan di F1 dengan nilai bantuan  15 juta euro. Walaupun, dibeberapa lintasan, dia belum bisa menorehkan prestasi memuaskan yang sebanding dengan sponsor besar dari pemerintah.
Lantas siapakah La Ode Musa ? Hafizh cilik berusia 7 tahun yang sudah sudah mengharumkan namab Bangsa dalam Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ) International di Mesir, yang dihelat pada bulan April lalu. Meski tanpa bantuan dari pemerintah, namun La Ode Musa mampu meraih juara 3 MHQ kategori 30 Juz.

Hadirin Yang berbahagia,
Inilah potret yang terjadi di bangsa kita ini. Bahwa masih kecilnya perhatian kepada generasi pecinta quran.
Bukankah kita bercita-cita agar menjadi bangsa yang besar ? bangsa yang senantiasa penuh dengan keberkahan.
Marilah kita renungkan firman Allah Ta’ala,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)
Hanya dengan keimanan dan  ketaqwaan sajalah, bangsa kita akan menjelma menjadi bangsa yang besar, yang disegani oleh semua bangsa-bangsa lain dan akan menjadi bangsa yang adil makmur, loh jinawi, toto titi tentrem, kerto raharjo.
Generasi Muda yang berilmu dan cinta Al Quran adalah upaya riil yang harus segera kita bangkitkan untuk kebangkitan bangsa kita.
حَيَاةُ اْلفَتَى وَاللهُ باِلْعِلْمِ وَ التُّقَى

“Kehidupan seorang pemuda adalah dengan ilmu dan ketakwaan “
Kita harus sadar bahwa generasi muda sekarang adalah calon-calon pemimpin masa depan.

شُبَّانُ اْليَوْمِ رِجَالُ اْلغَدِّ
“Young Today is a leader tomorrow”

Dewan Juri yang kami hormati,
Hadirin rahimakumullah,
Kita sering tercengang menemukan kisah bahwa sahabat sampai Salafus Shalih telah menghafal al-Qur’an sejak usia belia. 
Sejarah para ulama dicatat dengan tinta emas  “Tahfizhul Qur’an.”  Bahkan Sayyid Qutub dalam “Mu’alim Fit Thariq” menggelari generasi sahabat sebagai “Generasi Qur’ani yang unggul

Imam Syafi’i  yang telah hafal Al-Qur’an di usia tujuh.
Sahl bin Abdillah At- Tustari bertutur, Aku pulang pergi ke madrasah tahfizh dan aku berhasil menghafalnya ketika aku berusia enam atau tujuh tahun.

Ibnu Sina ketika berusia sepuluh tahun telah menyelesaikan menghafal al-Qur’an.

Masyaa Allah Tabarakallah, di usia enam, tujuh, sepuluh tahun, generasi kita bisa apa, sudahkah mereka hafal surat al Mulk dan yang seirama dengan itu?
Shalahuddin al-Ayyubi, ketika sedang dalam situasi perang berkeliling memeriksa pasukanya. Ia menemukan seorang anak kecil yang sedang berada dipangkuan ayahnya sedang membaca al-Qur’an.
Bacaanya sangat bagus dan indah, sehingga Shalahuddin terpesona dengan bacaan anak tersebut.  Akhirnya ia memberikan hadiah makanan terbaik yang ia punya serta mewakafkan sebidang kebun bagi anak tersebut dan ayahnya

Bagaimana dengan generasi dan anak-anak kaum muslimin saat ini??? Apakah masih kita temukan kisah tentang anak-anak mulia tersebut? Adakah Syafi’I, Ibnu Sina, Sahl bin Abdillah at Tustari di bangsa kita ini ?
Mungkin kita harus jujur, bahwa sosok anak kecil, La Ode Musa tersebut adalah satu diantara generasi bangsa ini yang cinta Quran. Semoga banyak lahir dari kita dan generasi bangsa ini yang cinta Quran dan menjadikan Al Quran sebagai pedoman dalam hidup kita.

أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ
و السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Subscribe to receive free email updates: