Contoh Naskah MSQ Musabaqah Syarhil Quran


AL QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

Contoh Naskah MSQ Musabaqah Syarhil Quran

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَّحِيْمِ، الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ،
اَلْحَمْدُ للهِ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ، اَلَّذِيْ جَعَلَ فِي اْلإِسْلاَمِ الْحَنِيْفِ الْهُدَي وَالنُّوْرِ,
واَّلذِى نَزَّلَ اْلقُرْاَنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ,
اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.

Yang saya hormati, Dewan Juri,
Dan hadirin rahimakumullah,
Andaikan lautan dijadikan sebagai tintanya, dan pepohonan dijadikan sebagai penanya, maka tidak akan cukup untuk menuliskan semua nikmat Allah SWT.

 وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (QS. An-Nahl: 18).

Maka untaian syukur kita akan menambah nikmat Allah

لَإِنْ شَكَرْتُمْ َلأَزِيْدَنَّا كُمْ وَ َلإِنْ كَفِرْتُمْ إِنَّا عَذَابىِ لَشَدِيْدٌ

“Sungguh jika kamu sukuri nikmatku akanku tambah nikmat yang kuberikan kepadamu dan jika kamu kufur terhadap nikmat yang kuberikan niscaya Azabku sangat pedih” (QS. Ibrahim : 7)

Shalawat dan salam semoga konsisten tercurah kepada penutup para nabi dan rasul, Muhammad saw, dan juga atas keluarganya yang mulia dan para sahabat pilihan semuanya.

Dewan Juri yang terhormat,

Al-Quran diturunkan sebagai pedoman manusia. Alquran bukanlah dongeng melainkan way of life dalam hidup manusia. Al Quran mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang bahagia dan mulia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS.  Al Baqarah: 185)

Hadirin rahimakumullah,
            Al Quran sebagai petunjuk dalam hidup manusia .
هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)
Ibnu Katsir menjelaskan dalam Tafsir Ibni Katsir,: “Ini adalah pujian Allah terhadap Al Qur’an, bahwa Ia menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi para hamba yang beriman kepada Al Qur’an, membenarkan serta mengikuti tuntunan Al Qur’an. Sedangkan بَيِّنَاتٍ /bayyinaat/ artinya sebagai dalil dan hujjah yang jelas, terang dan gamblang bagi orang yang memahami dan mentadabburinya, sehingga menunjukkan bahwa Al Qur’an itu benar-benar sebuah petunjuk yang menafikan kesesatan dan sebuah pedoman yang menafikan penyimpangan. Al Qur’an juga diturunkan sebagai pembeda antara haq dan batil, antara halal dan haram”.
Ayat ini juga dalil bahwa Al Qur’an adalah landasan hukum Islam dan ia diturunkan kepada semua manusia, mencakup muslim ataupun bukan, sebagaimana Islam. Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin berkata: “Al Qur’an adalah landasan syari’at Islam, Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam diutus bersamanya kepada seluruh manusia”.
Oleh karena itu, orang yang sudah mendengar Islam namun tidak menerimanya ia tidak bisa berkilah di hari kiamat kelak. Karena Allah telah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk kebenaran dan nadziir (peringatan).
Ibnu katsir mengatakan, “Yang demikian merupakan pujian bagi al-Qur’an yang diturunkan sebagai petunjuk bagi hati para hamba-Nya yang beriman, membenarkan dan mengikutinya”. (QS. Al-Baqarah: 185)
Allah SWT juga berfirman ,
إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”

Dewan Juri yang mulia,
Di antara konsekuensi makna al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia adalah mengikuti al-Qur’an dan balasan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala akan dilimpahkan kepada yang mengimaninya.
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Al-Qur’an ini adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkahi, maka ikutilah ia dan bertakwalah agar kalian diberi rahmat.” (QS. Al-An’aam : 155)

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Alloh, dan janganlah kalian bercerai berai.” (QS. Ali Imron : 103)

Ibnu Mas’ȗd r.a. mengatakan tentang firman Alloh “Berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Alloh” beliau berkata, “Tali agama Alloh adalah al-Qur’an.”

Perintah untuk mengikuti al-Qur’an mengandung konsekuensi dilarangnya berpaling dari al-Qur’an. Allah subhanahu wa ta’ala memberi balasan tidak tersesat dan tidak celaka bagi orang yang mengikuti petunjuk-Nya. Dia pun mengancam orang yang berpaling dari petunjuk Allah subhanahu wa ta’ala dengan kehidupan yang sempit.

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
. وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka, dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thoha: 123-124)

Dari Ibn Abbas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mengikuti kitabullah niscaya Alloh memberinya hidayah dari kesesatan di dunia dan menjaganya dari buruknya siksaan pada hari kiamat.” (HR. Tabrani)
Yakinlah bahwa jika kita berpegang erat pada Al Quran, niscaya kita akan mendapatkan kemuliaan yang hakiki.
Sebagaimana firman Alloh subhanahu wa ta’ala,

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

“Alloh menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang al–Quran dan al-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakAlloh yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Alloh).” (QS. al-Baqoroh : 269)

بِاللهِ سَبِيْلِ اْلحَقِّ
والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته


Subscribe to receive free email updates: