Hadapi MEA, Mendikbud Sampaikan Peran Penting Para Pelaku Pendidikan

Dalam memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing. Hal ini tidak terlepas dari peran profesi guru, perluasan akses pendidikan, dan penguatan pendidikan vokasi. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Seminar Nasional Pendidikan, di Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (24/9/2016).   

Hadapi MEA, Mendikbud Sampaikan Peran Penting Para Pelaku Pendidikan
”Pertama adalah Profesi guru. Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, mengamanatkan bahwa guru merupakan profesi yang mengedepankan keprofesionalan. Melalui keprofesionalan guru kita cetak SDM unggul dan tangguh, serta siap bersaing di era globalisasi dan MEA,” jelas Mendikbud.

Mendikbud mengatakan, dalam menjalankan profesi terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni ahli, memiliki tanggungjawab sosial, dan rasa kebersamaan sesama profesi. Seorang pekerja disebut sebagai pekerja yang ahli atau berkeahlian, kata Mendikbud, diperlukan pendidikan yang cukup lama, dan peran pekerjaannya tidak dapat digantikan.

”Jika peran guru dapat digantikan oleh orang yang bukan guru, maka pekerjaan tersebut bukanlah profesi. Untuk itu tugas seorang guru bekerja secara profesional, dan membuat perannya tidak dapat digantikan oleh yang lainnya. Kita butuh dukungan dari semua pihak dalam membangun profesi guru yang profesional baik secara akademik dan praktik” tutur Mendikbud.

Selanjutnya dalam mencetak SDM, pemerintah memberikan perluasan akses pendidikan. Perluasan akses ini, kata Mendikbud, pemerintah membuat kebijakan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) yang dapat membantu anak-anak dari keluarga miskin dapat kembali ke sekolah. ”PIP merupakan jembatan bagi keluarga miskin dan anak di luar sekolah untuk kembali ke sekolah,” jelas Mendikbud.

Selain perluasan akses pendidikan, untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja dalam MEA diperlukan penguatan terhadap pendidikan keterampilan atau vokasi. Pekerja seorang juru, tutur Mendikbud, harus memiliki keterampilan sesuai yang dibutuhkan dalam dunia kerja. ”Pemerintah terus mendorong pendidikan vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” terang Mendikbud.

Setelah memenuhi tiga fokus tersebut, Mendikbud mengatakan, untuk mencetak SDM yang unggul dan tangguh diperlukan penguatan pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar. 

Dalam amanat Presiden RI Joko Widodo yang tertuang dalam Nawa Cita, menyampaikan pembentukan karakter dimulai dari pendidikan dasar, dengan skema pendidikan karakter untuk jenjang SD sebanyak 70 persen, dan SMP sebanyak 60 peren.

”Jika pendidikan karakter ini berhasil, maka di tahun 2045 akan menghasilkan pemuda yang berkarakter tangguh, dan juga mencetak generasi cemerlang,” pungkas Mendikbud. (sumber : kemdikbud.go.id)

Subscribe to receive free email updates: