Pemerintah Kirim 115 Guru untuk Ajar Anak TKI di Malaysia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirim 115 guru untuk mengajar anak TKI di Malaysia. Guru-guru tersebut akan mengajar anak Indonesia usia 1-18 tahun yang belum dan sudah memperoleh akses pendidikan di Malaysia.
Demikian seperti yang dilansir oleh Republika Online, Senin (26/9) malam. "Dirjen guru menyiapkan ini sebagai rintisan. Sebab, pendidikan membukakan bangsa modern dan berbudaya," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy saat melepas dan mengukuhkan 115 guru tersebut di Jakarta.
Ia menjelaskan, distribusi para guru masing-masing, 30 di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, 31 di Community Learning Center (CLC) wilayah Kota Kinabalu dan Tawau, 37 guru di Pusat Belajar Humana, tujuh guru di Johor Bahru, lima guru di Kelang dan lima guru di Sarawak.
Ia berpesan, para guru dapat menjaga martabat bangsa Indonesia serta, mengingatkan anak TKI tetap menjadi bagian bangsa Indonesia. Ia meminta para guru mendidik anak-anak TKI menjadi orang berilmu yang menjadi warga negara demoktatis.
Berdasarkan data Kemendikbud pada September 2015, terdapat 58.687 anak usia 1-18 tahun di Malaysia. Sekitar 24.856 anak yang sudah memperoleh akses pendidikan. Masing-masing bersekolah di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) sebanyak 927, community learning center (CLC) SD sebanyak 8.122, CLC SMP sebanyak 3.224, serta PB Humana sebanyak 12.583.
Sementara itu, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Sumarna Surapranata menjelaskan, banyak anak-anak Indonesia di luar negeri yang butuh pendidikan. Selain di Malaysia, ada pula di Vietnam, Hongkong, dan Arab Saudi.
Namun, ia menjelaskan, baru Malaysia yang memberikan izin pada pemerintah Indonesia untuk memfasilitasi anak-anak TKI di area perkebunan. "Banyak dari TKI yang datang secara ilegal, bagaimana mereka menyekolahkan anaknya di sekolah Malaysia," ujar dia.
Pria yang akrab disapa Pranata itu menjelaskan, saat ini sudah ada 223 guru di Malaysia. Sehingga, pengiriman 115 guru menambah tenaga pendidik menjadi 338 orang. Para guru tersebut, ia melanjutkan, akan dikontrak selama dua tahun dengan gaji Rp 15 juta per bulan.